Multi Level Marketing (MLM) atau Multi Level Recruiting (MLR) ?


Selamat Berjumpa Lagi Sobat, dengan BTD8. Group Building the dream yang bisa menghantarkan anda mempunyai pasif income.

Pada postingan kali ini, saya ingin mengupas perbedaan antara MLM dan MLR. Kenapa saya tertarik mengupas masalah ini ? karena banyak sekali pertanyaan yang ditanyakan kepada saya mengenai bisnis dr.Sigit Setyawadi ini. Mereka tidak mau kalau bisnis dr.Sigit Setyawadi ini : MLM, haram dan yang paling penting bertentangan dengan agama. Namun penemuan sang mentor utama kita, yaitu dr.Sigit Setyawadi dengan sistem MSO nya, sangat membuat banyak orang tergiur untuk menekuninya.

Melihat kondisi inilah, saya memilih topic ini. Dan artikel  yang sajikan ini saya ambil dari salah materi dalam group WA BTD saya, artikel ini 100% merupakan tulisan dr.Sigit Setyawadi. saya hanya meng copas ke dalam artikel ini. Mudah – mudahan bermanfaat.

MLM atau MLR ? by: dr.Sigit Setyawadi.


Sampai saat saya tulis topik ini, masih banyak yang bertanya baik japri atau di grup tentang hal yang satu ini, yaitu MLM. Mengapa MLM?, karena ini ibarat surga dan neraka, ibarat setan dan malaikat. Jika kita benar dalam memilihnya, kita bisa masuk surga. Jika salah memilih kita akhirnya masuk neraka dunia meskipun awalnya seperti di surga dunia.

APA ITU MLM ? MLM atau Multi Level Marketing, atau pemasaran berjenjang adalah sebuah sistem penjualan Prosumen, dari produsen langsung ke konsumen. Secara umum, sebuah produk tidak bisa dijual langsung dari produsen ke konsumen, kecuali produk tradisionil seperti gorengan, rujak, nasi pecel, es combor dan sebagainya.

Untuk produk modern seperti sabun, shampo, pasta gigi, oli dan sebagainya pasti melewati serangkaian jalur distribusi, berbagai tingkat grosir dan pengecer. Secara normatif, pabrik mengambil 40% dari harga konsumen, sedang grosir, retail dan iklan mengambil bagian 60% dari harga yang kita bayar. Bahkan untuk produk dengan brand tinggi, bagian pabrik semakin kecil. Misalnya sepatu olah raga berlogo cawang, pabriknya di Tangerang hanya dapat bagian 15% dari harga di toko. Perusahaan pemilik merek, mengambil sepatu itu di pabrik seharga 15 dollar, dan menjualnya di toko seharga 100 dollar. Bayangkan, 85% untuk grosir, retail dan iklan.

MLM mirip perdagangan biasa. Misal Anda seorang distributor sepatu, kemudian Anda membuka cabang cabang, dan cabang Anda juga membuat cabang cabang lagi. Keuntungan yang Anda peroleh berdasarkan berapa banyak cabang yang Anda miliki menjual sepatu. Semakin banyak cabang dan semakin banyak mereka menjual sepatu akan semakin besar keuntungan Anda. Tetapi kalau cabang Anda cuma 1 kemudian cabang Anda itu yang membuka cabang cabang banyak, maka penghasilan Anda akan kalah dengan mereka yang punya cabang banyak. Karena mereka bisa menjual sepatu dengan selisih diskon yang besar.

Di dunia MLM dan Network Marketing sama seperti itu, bedanya Anda tidak perlu kulakan banyak, cukup membeli untuk Anda sendiri (Network Marketing) atau membuat stock case untuk beberapa orang (MLM). Nanti di akhir bulan baru dinilai, berapa banyak produk yang penjualannya melewati organisasi Anda ? Semakin rajin Anda membuka cabang atau kaki baru yang produktif (membeli ke perusahaan) semakin besar keuntungan Anda.

Sebaliknya, jika Anda malas, hanya membuka satu atau dua cabang (frontline) kemudian membiarkan frontline Anda itu yang bekerja membuka cabang cabang atau kaki yang lain, maka Anda ya tidak akan mendapat banyak. Seringkali malah tidak mendapatkan apa apa.

Di awal pengembangan bisnis prosumen tahun 1960 an sampai 1970 an, sifatnya masih Direct Selling. Kita membeli ke pabrik kemudian menjualnya secara langsung ke konsumen dengan membentuk kelompok kelompok arisan produk dan sebagainya. Di ibaratkan, untuk memasarkan 1000 kecap, Anda harus menjualnya ke 1000 orang, atau 1 x 1000 = 1000.

Tahun 1980 an sampai pertengahan 1990 an, berkembang model baru yaitu mengajak beberapa orang yang masing masing berjualan meskipun tidak sebanyak tadi, namanya Multi Level Marketing.
Untuk menjamin mereka tetap menjual, diadakan sistem tutup poin dan stock case. Persamaan matematikanya adalah 10 x 100 = 1000. Ada 10 orang @ menjual 100 produk akan menghasilkan omset 1000 produk. Biasanya perusahaan yang masih menggunakan sistem MLM ini jenis produknya tidak terlalu banyak sehingga dibutuhkan kegiatan menjual untuk memasarkannya. Ada yang di perhiasan, jenis tas, khusus suplemen, aneka produk dari bahan tertentu dan sebagainya.

Tahun 1990 an sampai 2000 an, berkembang lagi yang disebut Network Marketing, karena banyak orang yang enggan menjual. Anda cukup memakai 1 produk saja, kemudian mengajak banyak orang untuk memakai juga 1 produk. Persamaannya 1000 x 1 = 1000. Bahkan dengan kemudahan pemasaran online ini, ada persamaan baru yaitu 1000 x 10 = 10.000. Yaitu mengajak banyak orang untuk memakai banyak produk . Namanya Intellectual Distribution. Itu yang saya jalankan bersama teman teman beberapa bulan terakhir ini. Setelah banyak anggota BTD yang bingung untuk menemukan bisnis yang tepat.

Awalnya BTD dibentuk bulan Desember 2016 hanya untuk menaikkan plafon rejeki dan kecerdasan finansial saja. Tidak ada niatan mengajak ke bisnis tertentu. Perusahaan yang sampai tahap Network Marketing ini biasanya pelopor yang sudah memiliki ratusan produk kebutuhan sehari hari seperti yang saya ikuti itu. Cukup dengan memakai sendiri sudah akan terjadi repeat order atau pembelian berulang.

Disini ibaratnya Anda punya toko yang dijaga mitra Anda. Barang yang di toko itu milik mitra Anda, kalau terbakar ya mitra Anda yang rugi, begitu juga jika barangnya expired itu bukan urusan Anda. Tetapi begitu ada yang membeli, barang itu menjadi milik Anda. Di akhir bulan akan dijumlah, berapa banyak anggota Anda yang belanja dan ada di cabang mana saja. Semua sudah otomatis terhitung setiap saat. Mereka yang aktif mengembangkan jaringan akan mendapat bonus 3%-21% sesuai omset, dan sebagai pemimpin Anda rata rata terima bonus 10% jika cabang Anda cukup banyak. Bayangkan kalau Anda memiliki 1000 konsumen yang masing masing belanja 1 juta rupiah?, berapa omset Anda dan berapa bonus Anda ? Untuk mendapat anggota 1000 orang Anda tinggal menggunakan keajaiban efek penggandaan seperti di e book Kecerdasan Finansial Dasar.

Anda harus bekerja keras dulu seperti saya untuk membangunnya, baru bisa menikmatinya. Tidak ada makan siang gratis. Penghasilan pasif tidak bisa diperoleh tanpa ada yang bekerja keras sebelumnya, entah Anda sendiri, orang tua Anda atau nenek Anda. Karena itu penghasilan pasif disebut juga residual income atau penghasilan dari kerja Anda dulu. Paris Hilton bisa menjadi selebritis kaya raya berkat kakek buyutnya yang berhasil membangun jaringan Hotel Hilton. Kalau Anda ingin menemui nya tidak mungkin bisa di kantor pusat Hotel Hilton. Anda bisa menemuinya di tempat tempat liburan mewah. Yang dikantor adalah para direktur dan pegawainya.

Apakah dia bisa disebut hidup nyaman diatas kerja keras direktur dan pegawainya ? tentu saja tidak adil, karena direktur dan pegawai Hilton bisa hidup nyaman berkat perusahaan yang dulu susah payah dirintis mbah buyut Paris. Begitu juga di bisnis Networking, saya sangat berterimakasih kepada anak saya yang sudah memaksa saya ikut, juga kepada mentor mentor saya yang mengajari saya menjalankan bisnis. Tanpa mereka, mungkin saya masih terbungkuk bungkuk bekerja keras 12 jam sehari hanya untuk mempertahankan tingkat kehidupan saya.
Mereka tentunya juga berhak mendapat keuntungan dari barang yang saya beli. Itulah MLM yang kemudian bertransformasi menjadi Network Marketing.

Disini Anda membangun aset, Anda tidak mendapat uang dari pendaftaran cabang atau kaki itu. Jika mereka belanja dalam omset tertentu, barulah Anda mendapat bagian keuntungannya. Kalau Anda tidak bisa membuat mereka belanja, maka sebesar apapun jaringan Anda ya tidak bisa menghasilkan uang.

Begitu juga posisi Anda di grup tidak menentukan besar kecilnya penghasilan Anda. Misal Anda hanya punya 1 cabang atau frontline, kemudian frontline Anda itu yang memiliki banyak cabang. Diatas kertas omset Anda besar, tetapi bonusnya kecil karena semua bonus mengalir ke cabang Anda yang memiliki banyak cabang itu.

Kalau ada yang bertanya dari mana saya terus mendapat uang meskipun 12 tahun ini sudah tidak aktif lagi di bisnis networking? Jawabannya ya dari belanja orang-orang di grup atau jaringan konsumen yang saya bangun 2004-2005 yang lalu. Saya sudah bersusah payah membangun sebuah bisnis kuadran kanan seperti buyutnya Paris Hilton. Tentu saya dan anak cucu saya berhak menikmati hasilnya.

Kalau Anda juga bersusah payah tetapi salah tempat membangun bisnis MLR, maka itu resiko Anda sendiri. Hasil dari bisnis jenis ini tidak akan bisa Anda nikmati nantinya, karena ini penghasilan aktif, bukan pasif.

APA ITU MLR ?

Yang banyak di Indonesia adalah Multi Level Recruiting (MLR) atau perekrutan berjenjang. Pengusaha yang “pintar” tahu bahwa orang kuadran kiri itu sangat sulit diajak bekerja membangun aset. Mereka inginnya bekerja mencari uang. Maka mereka membuat sistem member get member. Anda diajak mencari atau merekrut orang lain untuk kepentingan mereka. Bungkusnya bisa jual produk, menabung, asuransi, reksadana, investasi, umrah dsb. Anda dipekerjakan perusahaan untuk mencari orang yang mau menyerahkan uangnya ke perusahaan itu. Anda menjadi member dengan membayar sejumlah besar uang, kemudian mengajak orang lain menjadi member dan dibayar dengan sebagian uang dari member baru itu. Sekilas mirip dengan MLM, tetapi kalau di MLM biaya masuknya kecil dan Anda mendapat uangnya dari keuntungan atas belanja mereka.

Di MLR ini biaya masuknya besar karena Anda mendapat uang dari uang masuk mereka itu. Umumnya tanpa produk hanya otak atik skema atau sistem saja. Kalaupun ada produk, biasanya menggunakan sistem frontloading yang dilarang APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia).
Frontloading adalah sistem penjualan langsung dimana produk dijual dimuka (saat pendaftaran) dengan sistem paket, ada paket hemat, ada paket premium. Awalnya dipancing yang murah, kemudian dibujuk untuk upgrade yang mahal jika ingin mendapat hasil lebih baik. Di MLR ini Anda dibayar berdasarkan jumlah orang yang bisa Anda masukkan di grup Anda, strukturnya menjadi semacam piramida seperti di kantor pemerintah atau perusahaan. Ada yang dua kaki (binary), ada juga yang tiga kaki. Yang lebih dahulu masuk diberi pangkat yang biasanya menggunakan nama nama jenis logam seperti bronche (tembaga), silver (perak) atau gold.

Ada juga yang pakai nama batu batuan meniru penamaan peringkat di perusahaan networking yang tua, seperti ruby, emerald dsb. Peringkat berdasarkan struktur mereka di grup. Siapa yang masuk duluan akan mendapat posisi diatas dan uang mengalir ke mereka dari kerja menjoinkan orang oleh anak buah di bawah. Sistem atau skema yang di gunakan di MLR ini mengacu pada skema Ponzi yang dibuat seorang penipu legendaris tahun 1920 an yaitu Charles Ponzi. Ini lebih dikenal dengan istilah money game menurut definisi MUI (fatwa DSN MUI No. 75/DSN MUI/VII/2009) :

Money game adalah kegiatan penghimpunan dana masyarakat atau penggandaan uang dengan praktik memberikan komisi dan bonus dari hasil perekrutan/ pendaftaran mitra usaha yang baru/bergabung kemudian, dan bukan dari hasil penjualan produk, atau dari hasil penjualan produk namun produk yang dijual tersebut hanya kamuflase atau tidak mempunyai mutu/kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan.

ALIRAN UANG / CASHFLOW : 

1. Aliran uang di Multi Level Marketing & Network Marketing :

Pada MLM/Networking, uang diperoleh dari interaksi anggota jaringan yang Anda bentuk dengan perusahaan mitra. Disini ada jual beli produk, anggota jaringan Anda puas dengan produknya dan membeli terus, yang aktif mengembangkan bisnisnya akan menikmati pembagian keuntungan 3 – 21%. Seandainya tidak ada anggota baru yang masuk, bonus akan tetap ada sepanjang ada transaksi penjualan produk. Jaringan itu menjadi aset Anda karena akan terus mengalirkan uang untuk Anda. Disini Anda bekerja sementara dan mendapat penghasilan terus dari hasil kerja Anda yang dulu. Ibarat berkebun durian, Anda menanam durian di kebun Anda sendiri.
Pada awalnya Anda menanam, memupuk, menyiram dan barulah kemudian panen terus menerus. Itu kebun Anda dan hasilnya untuk Anda.

Pada MLR, jaringan mendapat uang dari anggota baru yang masuk. Sebagian besar diserahkan ke perusahaan, untuk dikelola tergantung apa bungkusnya (produk, asuransi, tabungan, reksadana, investasi). Sebagian kecil dibagi bagi diantara anggota tergantung posisi. Jika tidak ada kegiatan rekruitmen anggota baru, maka aliran uang otomatis berhenti.

Jaringan Anda bukan sumber uang Anda, jaringan Anda adalah sumber uang perusahaan, karena perusahaan yang mengelola uang para anggota baru tadi. Semua orang yang sudah berada di jaringan menadahkan tangannya menunggu ada anggota baru yang setor uang. Ibarat petani durian, Anda adalah kuli yang menanam durian, memupuk, menyiram dan diupah untuk itu. Setiap ada pohon durian baru yang ditanam, semua anggota ramai ramai mendapat upah tergantung posisi. Manajer kebun ? kepala kuli?, kuli? atau kuli pembantu ? Kebunnya apa aset Anda ? Anda tahu sendiri jawabannya. Siapa pemilik yang akan menikmati buahnya? Anda juga tahu jawabannya, yaitu perusahaan atau pemilik usaha. Itu dari sudut kegiatan jaringannya.

Disamping itu ada lagi yaitu uang yang Anda tabung atau investasikan disana. Kalau soal investasi abal abal atau investasi yang benar ini kembali ke kelayakan hasil investasi tersebut. Imbal hasilnya wajar menurut norma umum investasi atau tidak wajar ?. Jika terlalu jauh dengan bunga kredit pinjaman bank, Anda perlu berpikir begini :”Kalau usahanya bisa memberi hasil sebesar ini mengapa perusahaan itu butuh uang dari saya ya ? mengapa tidak pinjam dari bank dan mengembangkannya sendiri ? Apa mereka ini sebangsa dewa yang sangat baik hati ?Atau justru sebaliknya ?”.

Yang disebut investasi abal-abal atau bodong adalah kegiatan pengumpulan uang yang seolah olah diinvestasikan ke sesuatu dan kita mendapatkan imbalan dari hasil investasinya. Padahal tidak ada investasi. Uang “hasil investasi” yang kita terima berasal dari investor yang masuk setelah kita. Begitu terus menerus, setiap investor yang sudah mendapatkan hasil investasi, oleh perusahaan diberi uang dari setoran investor baru.

Setiap kali investor menerima “hasil investasi” itu, dirayu untuk menanamkan kembali supaya bisa menjadi lebih besar lagi. Sampai saat ini, investasi bodong yang paling terkenal di Indonesia adalah QSAR di tahun 1998-2003 yang didirikan Ramly Arabi. Ini perusahaan agrobisnis penanaman sayur mayur. Dia sanggup memasarkan sayur dari investor dengan harga mahal. Saat itu harga pasar kubis maksimal 1000 rupiah, dia beri harga 6000. Sudah tentu orang berbondong-bondong menanamkan uangnya. Apalagi tahun itu banyak PHK sehingga banyak orang memiliki uang nganggur dari pesangon tanpa tahu harus diapakan.

Menurut pak Chandra, ada 3 ciri utama investasi bodong : 

1. Menggunakan tokoh terkenal, baik itu tokoh pemerintahan atau publik yang diperalat untuk mempromosikan, baik menjadi peserta atau meresmikan pabrik. Saat QSAR berdiri tahun 1998, wapres dan wakil ketua DPR yang meresmikan. Saat pengembangan lahan, ketua MPR dan tokoh tokoh partai Islam diundang ke pabrik. Mereka mendeklarasikan QSAR sebagai “kebangkitan ekonomi umat Islam”. Ketika ada investor yang sayurnya dimakan ulat, uangnya dikembalikan secara utuh dan dimuat di berita. Orang kuadran kiri semakin yakin dan tertarik. Orang kuadran kanan pasti menjauh karena investasi dengan hasil besar dan tanpa resiko, adalah investasi yang resikonya justru paling tinggi, yaitu tipu tipu. Yang investasi di awal biasanya dapat. Yang belakangan tergantung cashflow. 

2. Ada wilayah abu abu, biasanya menggunakan frase “luar negeri”, misalnya diputar di luar negeri, diekspor ke luar negeri, pakai asuransi luar negeri dsb. Sesuatu yang sulit di cek kebenarannya oleh calon investor selain tumpukan kertas yang sulit dipahami orang awam atau sebuah web yang mudah dibuat. Di kasus QSAR yang merugikan investor senilai 5,5 ton emas itu, semua nampak lengkap. Ada pabrik, lahan luas dan perangkat produksi yang bisa dilihat investor. Yang tidak dipikirkan sebagian besar orang adalah :”Siapapun yang bisa menjual kubis seharga 1000 per kilo menjadi 6000 per kilo, akan beli kubis ke petani dan menjualnya di pasar. Bukannya mengajak orang lain rame rame menanam kubis dan memberinya harga mahal”. 

3. Tidak terdaftar di OJK atau APLI
Semoga anda bisa mengerti perbedaan MLM dan MLR, dan tidak ada lagi keraguan terhadap bisnis amway. Silahkan lanjutkan membaca artikl saya yang lain.

Terima Kasih
Selamat Membaca dan Selamat Berproses.